ARTICLE AD BOX

Saat rapat kerja bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, anggota Komisi X DPR dari NasDem, Furtasan Ali Yusuf melaporkan soal banyaknya siswa SMP yang belum bisa membaca.
“Banyak di lapangan Pak Menteri, saya menemukan anak kelas 1 dan kelas 2 SMP, ini sampai sekarang belum bisa baca,” ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (16/7).
Bahkan katanya, di Kota Serang, Banten, masih banyak siswa SMP yang kesulitan menulis kata 'Indonesia Raya'.
“Saya masuk ke kelas-kelas, ngecek, ngetes sekilas saja, suruh nulis Indonesia Raya, Indonesia Emas, Indonesia Masa Depan. Agak susah mereka. Itu baru kelas 1 SMP,” ujar dia.
Menurut dia, masalahnya adalah kurikulum Indonesia yang tak menjadikan kebisaan membaca sebagai syarat naik kelas.
“Nah kenapa ini, saya coba bertanya, kenapa ini Pak Kepala Sekolah? Ternyata memang kurikulum yang kita kemarin terapkan itu, mengharuskan anak bisa baca atau tidak bisa baca tetap dinaikkan kelas,” ujarnya.
“Nah ini tantangan tersendiri bagi kita semuanya, menjadi PR semuanya,” tambahnya.

Ia pun mengutarakan kekhawatirannya terhadap generasi Indonesia ke depan.
“Saya jujur aja, 2045 ini saya khawatir, bukannya emas malah cemas, kira-kira begitu,” uja...