Bendera Bajak Laut One Piece, Kritik Sosial Anak Muda Lewat Budaya Pop

3 minggu yang lalu 6
ARTICLE AD BOX
Bendera Bajak Laut One Piece, Kritik Sosial Anak Muda Lewat Budaya PopIlustrasi bendera One Piece (Sumber: Kumparan)

Menjelang perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, pemandangan yang tak biasa menyita perhatian publik. Di berbagai kota, bendera bajak laut dengan lambang tengkorak tersenyum berbalut topi jerami, ikon dari tokoh utama serial One Piece, Monkey D. Luffy, berkibar di belakang truk-truk besar. Fenomena ini viral di media sosial, menimbulkan diskusi panas antara pengagum budaya pop dan penjaga nilai-nilai ideologi kebangsaan.

Simbol yang dikenal sebagai Jolly Roger itu bukan sekadar hiasan. Ia muncul sebagai metafora diam-diam, bentuk protes tanpa kata-kata, dan nyaris tak terdeteksi oleh radar konvensional pengawasan negara. Dalam ruang budaya pop, ini adalah bentuk komunikasi visual yang kuat, emosional, dan menyebar secara organik. Tidak ada struktur komando, tidak ada tokoh besar, tapi resonansinya sangat terasa di lapisan masyarakat yang frustrasi.

Gerakan pengibaran bendera Jolly Roger itu menunjukkan bagaimana budaya populer telah menjadi wahana perlawanan sipil. Berbeda dari demonstrasi atau tulisan ilmiah yang penuh jargon, simbol dari fiksi seperti One Piece berbicara kepada massa dengan bahasa yang mereka pahami dan cintai. Ia mengaburkan batas antara hiburan dan ekspresi politik, antara imajinasi dan kenyataan.

Namun, tidak sedikit pihak yang menyatakan kegelisahan. Bagi sebagian kalangan, penggunaan simbol bajak laut sebagai bendera di Hari Kemerdekaan adalah bentuk kemerosotan pemahaman terhadap ideologi negara. Mereka melihat tindakan itu sebagai provokasi dan degradasi nilai patriotisme, terlebih sa...

Baca Selengkapnya