ARTICLE AD BOX
“Kami kayak orang gila. Dihantam kanan-kiri, dimarah-marahi orang. Keliling desa, ketuk rumah-rumah penduduk tiap sore. Korban waktu, tenaga, keluarga. Tapi minimal kami bisa bantu dengan tenaga. Bisa jadi orang berguna meski awalnya enggak bisa apa-apa.”
- Adi Prasetyo (Doyok), Ketua KSM Tirta Saras, Desa Kesambi
Adi Prasetyo alias Doyok adalah salah satu ujung tombak perubahan di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah. Bersama sang kepala desa, Mokhamad Masri, mereka bahu-membahu mengubah kebiasaan warga yang berbahaya bagi kesehatan: membuang tinja ke sungai.
Mengubah cara hidup, termasuk cara buang hajat, sama sekali tak mudah. Apalagi kebiasaan itu sudah mengakar puluhan tahun sejak masa nenek moyang. Mayoritas penduduk Desa Kesambi bahkan tidak tahu bahwa membuang tinja ke sungai adalah pencemaran lingkungan dan ancaman bagi kesehatan mereka—yang sehari-hari minum dari air sumur yang berasal dari sungai yang tercemar tinja itu.

“Saya sudah 40 tahun buang tinja di pinggir kali, di bantaran sungai, enggak apa-apa, masih sehat,” bantah sejumlah warga Kesambi jelang akhir 2024, ketika pemerintah desa mulai menyosialisasikan program pembangunan sanitasi aman, hasil kerja sama pemerintah kabupaten, desa, kelompok swadaya masyarakat (KSM), dan Djarum Foundation—yayasan nirlaba dengan misi meningkatkan kualitas manusia dan melesta...