ARTICLE AD BOX

Kabupaten Pati sempat membara karena demo ricuh akibat kebijakan penaikan pajak bumi bangunan hingga 250 persen. Bupati Sadewo yang sempat menemui massa justru dilempari botol hingga sandal.
Polisi juga telah mengamankan 11 orang terkait demo yang berlangsung panas tersebut.
Menanggapi ini, Anggota DPR dari PKB Maman Imanulhaq menilai apa yang terjadi di Pati menunjukkan demokrasi yang sesungguhnya. Rakyat berani bergerak karena resah dengan kebijakan pemimpinnya.
"Jadi, salah satu yang membuat ada secercah harapan dari kedaulatan rakyat dan demokrasi ini justru Pati. Jadi, ketika di tingkat tertentu rakyat tidak memiliki saluran untuk mengkritisi kebijakan yang merugikan mereka, Pati ternyata bisa menjadi contoh," kata Maman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/8).
"Bahwa kebijakan Bupati Sadewo tentang 250 persen pajak itu dapat resistensi dan caranya pun elegan awalnya. Yaitu ketika mereka mengumpulkan makanan, minuman, dan sebagainya sekitar pendopo, seperti itu," sambung dia.
Kata Maman, sebenarnya Sadewo sudah menyadari ia salah dan membatalkan kebijakan kontroversial itu. Namun komunikasi ke masyarakat belum sampai.
"Dan saya rasa Bupati sebenarnya sudah membatalkan kemarin malam, ya? Tetapi, ada komunikasi yang terputus. Nah, komunikasi itulah yang sebenarnya dibutuhkan dalam proses demokrasi. Bahwa niat baik kekuatan kedaulatan rakyat di Pati harusnya direspons oleh komunikasi yang bagus dari pihak Bupati," urainya.
"Sehingga tidak perlu terjadi apa namanya, anarki seperti yang kita saksikan sekarang," sambung dia.
Lantas, apakah menurut Maman, Sadewo perlu menanggalkan jabatannya?
"Saya rasa prosesnya berbeda, ya. Di satu sisi demokrasi menilai itu, te...