Ekspor Fillet Ikan Tilapia RI Hadapi Kendala Tarif Trump dan Sertifikasi Global

5 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Shutter StockIkan Tilapia alias Nila. Foto: Shutter Stock

Ikan tilapia atau ikan air tawar seperti nila dan mujair, menjadi salah satu komoditas perikanan budidaya Indonesia yang paling banyak diekspor. Hampir seluruh produk tilapia yang dikirim ke luar negeri berbentuk fillet, dengan pasar utama berada di Amerika Serikat, Eropa, dan Timur Tengah.

Kepala Tim Jaga Analis Pasar Luar Negeri Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Helwijaya Marpaung, menjelaskan bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam memperluas pangsa ekspor tilapia.

“Kalau untuk ekspor kan memang itu sudah sesuai ya Pak ya, bahwa kita mayoritas hampir 100 persen itu fillet semua (ikan tilapia). Dan terkait dengan rencana revitalisasi memang kita yang pertama itu yang kami masih lakukan sampai sekarang adalah pembukaan akses pasar dulu. Jadi memang kalau informasi yang kami sampaikan memang tarif (Trump) juga masih menjadi kendala,” kata Helwijaya dalam acara Tilapia Outlook di Gedung Mina Bahari III, Kamis (28/8).

Menurutnya, salah satu hambatan besar adalah kebijakan tarif resiprokal yang membuat ekspor Indonesia ke beberapa negara menurun, meski segmen tilapia asal Indonesia di pasar Amerika dikenal sebagai produk premium dengan harga lebih tinggi.

Helwijaya mengungkapkan, tilapia sempat diusulkan untuk dikecualikan dari tarif tersebut. Namun kebijakan yang berlaku hanya menyetujui pengecualian bagi komoditas sawit dan karet.

“Makanya kami ini masih coba menganalisis, sebenarnya tilapia juga salah satu komoditas yang tadinya sudah kami usulkan untuk dikecualikan dalam tarif resiprokal. Tapi sepertinya informasi yang kemari...

Baca Selengkapnya