ARTICLE AD BOX

Kendaraan berjejer mengantre di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Antrean bahkan mengular sepanjang 23 kilometer, membentang dari pintu masuk pelabuhan hingga Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, pada Kamis (17/7). Antrean ini bahkan sudah terjadi sejak Rabu (16/7).
Penumpukan kendaraan ini merupakan imbas dari penundaan operasional sejumlah kapal eks Landing Craft Tank (LCT) yang biasa beroperasi di lintas Ketapang-Gilimanuk. Operasional mereka ditunda sementara, karena ada uji kelaikan dan keamanan oleh pemerintah.
Kebijakan ini membuat antrean parah selama 2 hari di Banyuwangi.
Dampak Kemacetan

Dampak kemacetan ini sangat dirasakan oleh para sopir dan pengguna jalan. Slamet Barokah, Ketua Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI), menyebut kemacetan sudah mencapai Desa Alas Buluh, Wongsorejo.
Ia menyoroti perilaku pengendara yang saling mendahului di luar pelabuhan meski area dalam pelabuhan terlihat lengang.
"Sampai Alas Buluh saat ini kemacetannya, pelabuhan di dalam lengang tapi macet di luar karena saling mendahului bus dan truk dan mobil pribadi itu," terang Slamet pada Kamis siang.
Slamet mengimbau armada logistik yang belum memasuki wilayah Banyuwangi untuk menunda perjalanan agar tidak memperparah kepadatan.