ARTICLE AD BOX

Ada satu frasa yang diulang dua kali dalam Mars Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM). Frasa itu adalah “pembangunan desa”. Penyebutan berganda ini bukan tanpa alasan, sebab ia menyimbolkan visi paling pokok dari program pengabdian mahasiswa: bukan di pusat kekuasaan, melainkan ke akarnya di desa-desa.
Sejak awal, program KKN memang bertujuan untuk membangun desa. Seperti namanya, implementasinya nyata: mengirimkan ribuan mahasiswa ke berbagai daerah, termasuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta rawan bencana di Indonesia. Tujuannya pun jelas, yakni untuk melihat potensi, menggali permasalahan, dan mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat desa.
Tahun 2025, UGM melepas 8.038 mahasiswanya yang terbagi ke dalam 287 unit untuk mengabdi di 35 provinsi, 122 kabupaten/kota, dan 236 kecamatan melalui program KKN. Jumlah ini menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah pelaksanaan KKN UGM.
Momen sakral pelepasan mahasiswa KKN UGM selalu diiringi lantunan mars berjudul “Baktiku” gubahan Antonius Wibowo, mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM angkatan 1981. Menurut Arie, lagu ini menjadi penanda semangat bersama mahasiswa UGM untuk hadir, bekerja, dan belajar bersama rakyat di desa.

Semangat pembangunan desa dalam Mars KKN UGM sejalan dengan Tri Dharma Pergurua...