Melihat Data Ekspor Indonesia ke AS Sebelum Kena Tarif 19 Persen

2 jam yang lalu 5
ARTICLE AD BOX
Dua buah kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal HidayatDua buah kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara penyumbang surplus terbesar bagi neraca perdagangan Indonesia. Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan hingga Juli 2025, neraca perdagangan Indonesia dengan AS mencatat surplus signifikan.

“Untuk neraca perdagangan total baik migas maupun non-migas tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah pertama Amerika Serikat sebesar USD 10,49 miliar, kemudian India sebesar USD 8,09 miliar, dan berikutnya Filipina sebesar USD 5,11 miliar,” ujar Pudji dalam konferensi pers virtual, Senin (1/9).

Secara rinci, ekspor migas Indonesia ke AS tercatat sebesar USD 12,13 miliar, kemudian diikuti oleh India sebesar USD 8,13 miliar, dan yang ketiga adalah Filipina sebesar USD 5,07 miliar USD.

Di samping itu, AS juga menjadi negara utama ekspor non-migas Indonesia. Bersama China dan India, ketiganya menyumbang 41,53 persen dari total ekspor non-migas pada periode Januari–Juli 2025.

Nilai ekspor non-migas ke China tercatat sebesar USD 34,46 miliar. Komoditas utama yang diekspor adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, serta nikel dan produk turunannya. Besi dan baja mencatat kenaikan tertinggi dengan tambahan USD 1,53 miliar.

Sementara itu, nilai ekspor non-migas ke Amerika Serikat mencapai USD 17,89 miliar. Produk unggulan meliputi mesin dan perlengkapan elektrik, p...

Baca Selengkapnya