Melihat Tari Gundala-gundala dari Karo, Ritual Panggil Hujan di Hari Kemerdekaan

1 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 Dok. Tri Vosa Ginting/kumparanPertunjukan tari tradisional asal Kabupaten Karo di pawai 17 Agustus di Jalan Merdeka, Kecamatan Berastagi. Foto: Dok. Tri Vosa Ginting/kumparan

Perayaan HUT ke-80 RI di Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut), turut dimeriahkan dengan tradisi kebudayaan lokal.

Pawai kemerdekaan diwarnai mulai dari alunan drumband dengan lagu daerah, pakaian adat Karo, hingga tarian tradisional Gundala-gundala.

Salah satu tarian dipersembahkan oleh sanggar binaan SMK Negeri 1 Berastagi.

“Ini fungsinya memanggil hujan. Saat ini kan musim kemarau ya, nah jadi untuk memanggil hujan, ini kita tarikan (menari),” Ketua Sanggar Tari SMK Negeri 1 Berastagi, Haikal Pindonta Tarigan, pada Minggu (17/8).

 Dok. Tri Vosa/kumparanPertunjukan tari tradisional asal Kabupaten Karo di pawai 17 Agustus di Jalan Merdeka, Kecamatan Berastagi. Foto: Dok. Tri Vosa/kumparan

Kecamatan Berastagi memang sudah dilanda kemarau sekitar dua bulan lebih tahun ini.

“Memancing hujan di Tanah Karo. SMK 1 Berastagi setiap tahun menampilkan ini dan memang untuk memeriahkan sekolah agar 17-an ini meriah,” kata dia.

Haikal berharap, penampilannya berserta tim dapat menghibur masyarakat.

“Harapannya biar masyarakat meriah aja. Persiapan kami latihan sekali seminggu dalam sebulan, sekitar 4 sampai 5 kali,” jelasnya.

Dikutip dari berbagai sumber, nama “Gundala-gundala” sendiri diambil dari sosok pahlawan dalam cerita rakyat Karo yang dipercaya punya kekuatan dan keberanian. Ia adalah simbol dari harapan dan kekuatan untuk melawan penindasan.

Baca Selengkapnya