ARTICLE AD BOX

Kesepakatan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal impor produk pertanian tanpa tarif dinilai bisa menekan sektor pertanian domestik. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia juga akan mengimpor produk pertanian AS senilai USD 4,5 miliar.
Pengamat pertanian dari CORE, Eliza Mardian, mengingatkan dampak negatifnya terhadap ketahanan pangan dalam negeri. Menurutnya, gempuran produk impor yang murah tersebut tentu akan diminati konsumen dan produsen industri pengolahan karena mereka mendapatkan harga yang kompetitif. Namun di sisi lain, petani atau peternak dinilai akan kalah bersaing.
“Karena petani (dan) peternak kita belum disiapkan secara matang untuk bisa bersaing dengan petani AS skala besar, karena petani AS lebih efisien berkat teknologi dan modal yang kuat,” ucap Eliza kepada kumparan, Minggu (20/7).
Menurutnya, imbas dari gempuran produk impor murah bisa menjalar hingga menyebabkan penurunan harga di pasar domestik. Hal ini membuat produk petani dan peternak lokal kurang diminati oleh konsumen, sehingga berpotensi menurunkan pendapatan mereka.
Eliza menuturkan penurunan pendapatan ini dapat berdampak lebih luas, seperti melemahnya daya beli dan berkurangnya minat petani dan peternak untuk terus berproduksi. Jika kondisi ini berlanjut, kata Eliza, program swasembada pangan dikhawatirkan terancam karena produsen dalam negeri enggan menanam akibat kalah bersain...