Sejarah Mbah Demang, Sosok di Balik Tradisi Lokal Kirab Suran di Yogyakarta

8 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
Ilustrasi Sejarah Mbah Demang    Sumber Unsplash/Fakhri LabibIlustrasi Sejarah Mbah Demang Sumber Unsplash/Fakhri Labib

Sejarah Mbah Demang sering dikaitkan dengan festival rakyat Kirab Suran di Yogyakarta. Warga Jogja Barat yang berdomisili di Jalan Godean dan sekitarnya tentu sudah tidak asing dengan tradisi lokal ini.

Upacara tradisi Suran Mbah Demang dilaksanakan setiap bulan Suro tanggal 7. Acara ini telah menjadi kalender wisata tahunan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Sejarah Mbah Demang yang Dikenang Masyarakat Yogyakarta

Ilustrasi Sejarah Mbah Demang    Sumber Unsplash/Farhan AbasIlustrasi Sejarah Mbah Demang Sumber Unsplash/Farhan Abas

Sejarah Mbah Demang diawali dengan kelahirannya dengan nama asli Asrah. Dikutip dari buku Wisata Ziarah, Gagas Ulung (2013:72), Asrah dikenal sebagai anak nakal sehingga dititipkan pada Ki Demang Dawangan.

Asrah lalu diajarkan berlaku prihatin hingga dewasa. Dirinya lalu menjelma menjadi orang yang sakti dan dipercaya dapat menghalau kejahatan.

Asrah dewasa kemudian diangkat sebagai Demang (pimpinan) pabrik gula di Balangan, Jogja, dan berganti nama menjadi Demang Cokrodikromo. Dirinya berhasil memimpin pabrik gula dengan kebijaksanaan dan kesaktiannya.

Suatu saat, Demang Cokrodikromo atau Mbah Demang dibuat resah dan prihatin dengan kondisi masyarakat di sekitarnya. Di pabrik gula tempatnya bekerja terdapat klinik kesehatan khusus untuk orang Belanda.

Klinik tersebut hanya melayani orang Belanda, dan rakyat pribumi dilarang berobat. Padahal banyak orang pribumi di sekitar pabrik gula yang menderi...

Baca Selengkapnya