ARTICLE AD BOX

Setiap tanggal 23 Juli, kita diingatkan akan pentingnya menghormati, melindungi, dan mencintai anak-anak Indonesia—bukan hanya sebagai generasi penerus, tapi juga sebagai pribadi utuh yang punya rasa, suara, dan hak untuk tumbuh dengan bahagia.
"Anak-anak belajar dengan cara yang unik. Tidak melulu hanya lewat ruang kelas atau buku, tapi lewat segala sesuatu yang mereka alami sendiri," kata Chief of kumparanMOM, Dhini Hidayati.
Ya, anak-anak adalah penjelajah kecil yang belajar dari setiap sudut dunia di sekitarnya. Mereka menyerap pengalaman, bukan hanya dari pelajaran di sekolah, tapi juga dari percakapan sederhana di meja makan, dari bermain di halaman, atau dari eksperimen tak terduga yang muncul di sela waktu bermain.
Sering kali, kita merasa harus selalu menyodorkan berbagai pengetahuan pada anak. Padahal, banyak pelajaran penting justru datang ketika kita membiarkan mereka mencoba, gagal, tertawa, dan bertanya.
Dalam proses itu, kepercayaan diri dan rasa ingin tahu tumbuh tanpa paksaan. Kehadiran kita sebagai orang tua bukan untuk mengarahkan setiap langkah, melainkan untuk menjadi teman yang hadir dengan penuh perhatian.
Dhini mengingatkan, setiap anak belajar dengan cara yang berbeda-beda—melalui apa yang mereka alami sendiri, dengan seluruh panca indranya. Saat orang tua mau sedikit menepi dan memberi ruang eksplorasi, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, kreatif, dan penuh rasa ingin tahu.
"Peran kita sebagai orang tua nggak selalu jadi pusat perhatian. Kadang cukup untuk duduk berada di samping, mendengar, melihat, dan memfasilitasi," kata Dhini.
Di Hari Anak Nasional ini, mari kita be...