ARTICLE AD BOX

Selo Art Festival 2025 bukan sekadar panggung pertunjukan, tetapi juga perwujudan kesakralan malam 1 Suro di lereng Merapi. Digelar pada Sabtu, 28 Juni 2025 di Simpang PB VI, Kecamatan Selo, Boyolali, festival ini menjadi bagian dari peringatan HUT ke-178 Kabupaten Boyolali dengan napas utama: ritual dan seni tradisi Suro.
Bupati Boyolali, Agus Irawan, menyebut Selo Art Festival sebagai simbol gerakan budaya dari bawah yang selaras dengan pengembangan pariwisata spiritual dan alam.
“Kami ingin Selo Art Festival jadi ajang yang bikin budaya lokal Boyolali makin bersinar,” kata Agus dalam rilis kepada Pandangan Jogja, Kamis (26/6).
Rangkaian kegiatan diawali Sedekah Merapi pada 26 Juni 2025, sebuah upacara adat tahunan masyarakat Selo untuk menyambut malam 1 Suro. Upacara ini menjadi titik mula perayaan budaya, menandai momen transisi spiritual bagi warga lereng Merapi sekaligus membuka pintu menuju pertunjukan rakyat.
Dalam semangat Suro, Pemkab Boyolali bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan lima sanggar seni lokal dari Kecamatan Selo. Mereka akan mempersembahkan Tarian Sesaji Tunggak Selo: Lakuning Suro, pertunjukan utama yang menggabungkan estetika akademik dan kekuatan seni tradisi rakyat.
Lima sanggar tersebut meliputi:
Soreng Satria Manunggal (Monce, Tarubatang)
Topeng Ireng Surya Muda (Tarubatang)
Buto Birowo Wahyu Turonggo Mudo (Lencoh)
Jaranan Turonggo Seto (Salam, Samiran)
Brenggolo Metal (Sepandan Kulon, Selo)
