ARTICLE AD BOX

Akhir pekan umumnya menjadi waktu luang atau bersantai setelah penat beraktivitas kerja. Namun banyak studi ilmiah menunjukkan penggunaan waktu screen time meningkat seperti penggunaan gawai, menonton televisi, mendengarkan musik sambil duduk atau tiduran merupakan aktivitas yang mendominasi kegiatan yang dilakukan pada akhir pekan.
Tingginya screen time dapat meningkatkan risiko kesehatan apabila terjadi terus menerus. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Dr Farapti dr M Gizi menyebut dampak langsung screen time yang berlebihan. Yaitu mata lelah, nyeri pinggang atau leher, kurang tidur, serta terlihat tidak bugar.
“Bila sudah menjadi kebiasaan, lambat laun akan bisa memicu terjadinya obesitas terutama bila penggunaan screen time ini diikuti konsumsi snack atau camilan padat kalori. Dampak jangka panjang akan memicu sindrom metabolik terkait dengan obesitas seperti diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit jantung koroner,” ungkap Farapti dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Jumat (15/8).
Farapti menyebut studi yang dilakukan timnya didukung hasil-hasil studi sebelumnya menunjukkan hubungan durasi waktu screen time dengan kejadian obesitas yang menunjukkan semakin lama waktu penggunaan screen time memiliki risiko lebih tinggi terjadinya obesitas pada mahasiswa. Durasi screen time di luar tugas kuliah pada akhir pekan tergolong sedentary lifestyle atau gaya hidup malas bergerak.
“Ketidakseimbangan asupan energi yang masuk dan pengeluaran energi akan memicu terjadinya obesitas. Hal ini kemungkinan saat durasi screen time diikuti dengan konsumsi snack atau makanan tinggi kalori yang menyebabkan energi masuk lebih besar daripada pengeluaran energi sehingga menyebabkan terjadinya obesita...