UNFPA: Keterbatasan Keuangan Jadi Hambatan Orang di Dunia Punya Banyak Anak

15 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto (kiri) dan UNFPA Indonesia Representative Hassan Mohtashami (kanan) di Konferensi Pers Laporan SWP, Kantor PBB, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025). Foto: Judith Aura/kumparanDeputi Bidang Pengendalian Penduduk Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Dr Bonivasius Prasetya Ichtiarto (kiri) dan UNFPA Indonesia Representative Hassan Mohtashami (kanan) di Konferensi Pers Laporan SWP, Kantor PBB, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025). Foto: Judith Aura/kumparan

Angka populasi dunia saat ini menjadi sorotan. Banyak negara tengah mengalami penurunan angka kelahiran, seperti Korea Selatan dan Jepang. Ini memunculkan rasa khawatir karena jika populasi lansia terus meningkat sementara jumlah populasi muda menurun, maka semakin sedikit populasi yang akan menopang ketenagakerjaan.

Berangkat dari diskursus tersebut, badan PBB yang mengurus kesehatan seksual dan reproduksi, UNFPA, melakukan survei untuk mencari tahu penyebab penurunan angka kelahiran dan apakah orang-orang di dunia dapat mewujudkan keluarga yang diinginkan.

Lewat laporan bertajuk Situasi Kependudukan Dunia (State of World Population, SWP) 2025, terungkap bahwa mayoritas orang di dunia sebenarnya ingin memiliki dua anak atau lebih. Namun, beberapa faktor menyebabkan mereka, termasuk perempuan, tidak mampu memenuhi keinginan tersebut.

“Bukannya orang-orang tidak ingin punya anak; mereka tidak mampu melakukannya akibat situasi dunia. Mereka ingin punya lebih banyak anak, tetapi tidak bisa,” ucap Perwakilan UNFPA di Indonesia, Hassan Mohtashami, dalam konferensi pers di Kantor PBB, Jakarta, Kamis (3/7).

Ekonomi, hambatan...

Baca Selengkapnya