2 Sisi Mata Uang Lembur Pakuan Rumah Dedi Mulyadi: Wisata & Orang Telantar

7 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Ahmad Sopandi/Shutterstockilustrasi Lembur Pakuan rumah Dedi Mulyadi. Foto: Ahmad Sopandi/Shutterstock

Lembur Pakuan, rumah Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, bak dua sisi koin mata uang karena viralnya.

Selain menjadi destinasi wisata baru dengan alam persawahan dan desa yang bersih, Lembur Pakuan menjadi tempat mereka yang mengincar uang Dedi—yang datang karena melihat Dedi di medsos kerap membagi-bagikan uang. Padahal, Dedi tak selalu pulang ke sana.

Tak Punya Ongkos Pulang

Banyak orang nekat ke Lembur Pakuan tanpa memiliki ongkos untuk pulang, seperti disampaikan Kepala Seksi Perlindungan Korban Tindak Kekerasan, Perdagangan Orang dan Orang Telantar Dinas Sosial Kabupaten Subang, Sri Mulyani.

Padahal, sebagaimana catatan Dinsos, orang-orang itu bukan hanya berasal dari pulau Jawa, ada juga yang dari Kota Padang, Medan, Makassar, Manado, bahkan kota di Lampung.

Pada Juni 2025, Dinsos menerima 64 orang yang telantar lantaran tak punya ongkos pulang. Dinsos bahkan pernah menerima laporan sampai 5 orang telantar per hari.

"Rata-rata orang telantar yang datang ke Lembur Pakuan itu adalah orang-orang yang ada dalam kesulitan ekonomi, sehingga mereka datang ke sana dengan harapan mendapatkan bantuan seperti pekerjaan, modal usaha, bahkan uang untuk melunasi utang. Ada juga seorang ibu yang membawa seorang bayi karena ditinggal suaminya," kata Sri, Kamis (17/7).

Anggaran Dinsos Subang untuk tahun 2025, yang hanya dapat melayani 258 orang telantar, sudah habis per Juni ini untuk memulangkan orang-orang telantar tersebut.

Dedi Mulyadi: Memang Jadi Tempat Mengadu

Baca Selengkapnya