Ada Ratusan Kata Bahasa Indonesia Diserap dari Bahasa Belanda

18 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
Patung Tentara Hindia Belanda atau Koninklijk Nederlands-Indische (KNIL) di Permakaman Ereveld Pandu Bandung, Jawa Barat. (Shutterstock)Patung Tentara Hindia Belanda atau Koninklijk Nederlands-Indische (KNIL) di Permakaman Ereveld Pandu Bandung, Jawa Barat. (Shutterstock)

Interaksi selama berabad-abad antara Indonesia dan Belanda sudah tentu menyediakan ruang tersendiri untuk saling memberi warna pengaruh. Ambil misal saja sejumlah kuliner Indonesia, seperti nasi goreng, satai, dan gado-gado hingga kini masih akrab dengan cecap lidah masyarakat di Negeri Belanda. Gamelan dan tari-tarian Nusantara, pun mereka kenal dan ada sebagian di antaranya yang tertarik untuk mempelajarinya.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kata “gamelan” sudah masuk dalam khazanah kosakata bahasa Belanda. Kita tidak perlu heran, jika suatu kali mendengar ada orang dari Negeri Kincir Angin itu berkata kepada temannya, “Ik hou van de melodieuze geluid van gamelan” (Saya menyukai bunyi gamelan yang terdengar merdu). Di sini tampak, betapa kata “gamelan” telah padu menyatu dengan kata-kata lain dari bahasa Belanda.

Demikian halnya dengan kata “keris” juga telah mendapatkan tempat dalam bahasa Belanda. Kalimat “Het verhaal van de keris die Empu Gandring maakte, is ronduit angstaanjagend” (Kisah keris buatan Empu Gandring itu sungguh mengerikan), tetap memiliki standar gramatikal yang terjaga.

Dan, sebutan untuk nama kuliner asal Indonesia pun agaknya tetap mereka pertahankan. Seperti tertuang dalam lagu keroncong “Geef Mij Maar Nasi Goreng” (Beri Aku Nasi Goreng) ciptaan Wieteke van Dort (1977).

Demikian pula sebaliknya dengan bahasa Indonesia. Ada ratusan kata yang terentang dari abjad A hingga Z yang ternyata merupakan serapan dari bahasa Belanda. Tidak semua a...

Baca Selengkapnya