Ekonomi China Alami Deflasi Produsen Lebih dari 2 Tahun

2 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jiangsu, China, Minggu (18/5/2025). Foto: Stringer/AFPSuasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jiangsu, China, Minggu (18/5/2025). Foto: Stringer/AFP

Harga produsen (PPI) China kembali turun lebih dalam dari perkiraan pada Juli, sementara harga konsumen (CPI) stagnan. Data ini menunjukkan lemahnya permintaan domestik dan masih tingginya ketidakpastian perdagangan yang memengaruhi sentimen bisnis dan konsumen.

Mengutip Reuters, Minggu (10/8) harga di tingkat pabrik sudah merosot lebih dari dua tahun. Data terbaru yang dirilis Biro Statistik Nasional (NBS) pada Sabtu (9/8) memperlihatkan upaya awal untuk meredam persaingan harga belum memberikan hasil berarti.

Pemerintah China berusaha mengatasi kelebihan kapasitas di sektor-sektor utama. Namun, restrukturisasi industri terbaru dinilai lebih ringan dibanding reformasi sisi penawaran satu dekade lalu, yang dulu berhasil memutus spiral deflasi.

Pada Juli, PPI turun 3,6 persen dibanding tahun lalu, lebih dalam dari perkiraan ekonom sebesar 3,3 persen dan sama dengan level terendah hampir dua tahun yang tercatat Juni lalu. Secara bulanan, PPI hanya turun 0,2%, membaik dari penurunan 0,4 persen pada Juni.

“Cuaca ekstrem dan ketidakpastian perdagangan global berkontribusi terhadap penurunan harga di beberapa industri,” ujar Dong Lijuan, Kepala Statistik NBS.

Meski begitu, ada tanda-tanda tekanan deflasi mulai mereda. Xing Zhaopeng, Senior Strategis China di ANZ, menilai perbaikan pada PPI bulanan dan kenaikan inflasi inti tahunan menjadi sinyal positif. Ia memperkirakan kebijakan “anti-involusi” yang membatasi persaingan tidak sehat di sektor seperti otomotif bisa mulai mengangkat PPI tahunan pada Agustus.

Namun, sejumlah analis tetap...

Baca Selengkapnya