Apa yang Terjadi jika Bayi Lahir di Luar Angkasa? Ini Kata Ilmuwan

18 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
 ARTYOORAN/ShutterstockIlustrasi bayi. Foto: ARTYOORAN/Shutterstock

Segelintir orang di Bumi punya misi besar, mereka mau terbang ke Mars, menjelajahi luar angkasa yang selama ini hanya bisa disaksikan di balik lensa teleskop atau kamera robot antariksa. Namun, seiring ambisi menaklukkan planet merah itu, muncul pertanyaan tentang, bagaimana tubuh manusia menghadapi perjalanan panjang lintas antariksa?

Dengan durasi perjalanan pulang-pergi ke Mars yang bisa memakan waktu bertahun-tahun, peluang seseorang untuk hamil atau bahkan melahirkan selama misi berlangsung bukanlah hal mustahil. Namun, apakah kehamilan bisa terjadi dan berjalan aman di luar angkasa? Dan seperti apa nasib bayi yang lahir jauh dari Bumi?

Risiko yang Dimulai Sejak Awal

Kebanyakan dari kita jarang menyadari betapa rentannya proses awal kehidupan. Faktanya, sekitar dua pertiga embrio manusia gagal bertahan hingga lahir, sebagian besar kegagalan terjadi di minggu-minggu pertama setelah pembuahan, bahkan sering kali terjadi sebelum sang ibu menyadari bahwa dirinya hamil.

Kegagalan ini biasanya disebabkan oleh embrio yang tidak berkembang dengan baik atau gagal menempel di dinding rahim. Kehamilan adalah serangkaian tahapan biologis yang kompleks. Setiap tahap harus berlangsung sesuai urutan dan memiliki tingkat keberhasilan tertentu.

Di Bumi, kita bisa memperkirakan kemungkinan tersebut berdasarkan riset klinis dan model biologi. Namun bagaimana jika tahapan-tahapan ini terjadi dalam kondisi ekstrem di luar angkasa?

Dijelaskan oleh Arun Vivian Holde, Profesor Emeritus Biologi Komputasi di University of Leeds, dalam kondisi mikrogravitasi, seperti yang dialami astronaut di luar angkasa, proses pembuahan mu...

Baca Selengkapnya