Babad Diponegoro, Perang Jawa, dan Ketulusan Sang Pangeran

5 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 Irfan Adi Saputra/kumparanPeter Carey. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Salah satu momen paling ikonik dari Perang Jawa adalah saat penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda. Yang teragung, ia juga dimonumentalkan dalam sebuah lukisan karya Raden Saleh.

Soal ini, lengkap diceritakan di Babda Diponeegoro.

"Kami menceritakan Babat Diponegoro di depan pelukis kemudian masing masing pelukis menangkap satu momen kemudian dituangkan di atas kanvas," kata keturunan ke-7 Pangeran Diponegoro, Roni Sadewo, dalam diskusi di Perpustakaan Nasional, dikutip Senin (28/7).

Para pelukis itu dibebaskan untuk membuat karyanya. Namun digambarkan, Pangeran Diponegoro adalah sosok yang tulus dalam membela kebenaran.

"Saya bisa menyimpulkan bahwa Pangeran Diponegoro itu orang yang teguh memegang prinsip kejujuran. Tegas, berani, bijaksana," kata Roni.

Sementara itu sejarawan asal Inggris, Peter Carey, yang menyunting Babad Diponegoro dan sketsa perang Jawa mengatakan, Babad Diponegoro berisi pengetahuan yang ditulis khusus oleh Sang Pangeran.

Itu ditulis untuk keturunannya yang lahir selama masa pengasingan di Manado dan Makassar.

"Semua pengetahuan yang dimiliki Diponegoro mengenai legenda, sejarah, warisan, dan spiritual dari Jawa diejawantahkan di dalam buku yang tebal ini," kata Peter Carey.

"Dalam terbitan buku yang terdiri dari 1.400 halaman dan dalam tulisan 1.151 halaman folio, semua ditulis sendiri oleh Sang Pangeran selama sembilan bulan antara Mei 1831 sampai Februari 1832," tutur Peter yang juga menulis 'Kuasa Ramalan' itu.

 ShutterstockIlustrasi Pangeran Diponegoro. Foto: Shutterstock

Perjuangan Diponego...

Baca Selengkapnya