Bolehkah Menolak Perjodohan dari Orang Tua?

2 minggu yang lalu 5
ARTICLE AD BOX
 Suchat Nuchpleng/ShutterstockIlustrasi pernikahan. Foto: Suchat Nuchpleng/Shutterstock

Demi menjaga kehormatan keluarga, tradisi perjodohan telah menjadi warisan turun-temurun, terutama di kalangan keluarga yang memiliki garis keturunan (nasab) dan kedudukan terpandang. Tapi bolehkah kita menolak perjodohan itu? Apalagi jika perjodohan tersebut dilakukan oleh orang tua kita?

Suatu hari Rasulullah SAW pernah didatangi oleh seorang wanita yang menceritakan apa yang telah ia alami.

"Ya Rasulullah, bapak dan ibu saya menikahkan saya tanpa kesepakatan saya," ucap wanita itu.

Rasulullah lalu menjawab, "Aku akan memberikan keadilan untukmu. Kau berhak menolak karena kau yang menjalaninya dan sampaikan kepada orang tuamu untuk tidak boleh memaksa seperti itu."

Wanita itu kembali berkata, "Ya Rasulullah, demi Allah SWT, saat ini aku telah menerima apa yang dipilihkan oleh orang tuaku. Aku hanya menyampaikan kepadamu, ya Rasul, untuk masa depan wanita-wanita lain."

Dalam kisah yang disampaikan oleh Buya Yahya dalam tafsir Al-quran, 27 April 2019 lalu itu, Rasulullah lantas menjawab dalam beberapa kasus, misalnya dijodohkan dengan penjudi, pemabuk, atau pria yang jarang beribadah, seorang perempuan bahkan wajib menolak perjodohan tersebut.

"Jika engkau dijodohkan orang tua kepada orang yang penuh materi dan tinggi derajatnya tetapi kurang dari segi agama dan pola pikir, misalnya ia orang fasik, maka wajib menolak. Bukan boleh atau tidak boleh, tapi ini urusan engkau yang menjalaninya, jadi harus ditolak. Hal ini juga akan menyelamatkan orang tuamu jika berani mengambil keputusan yang tepat."

Jika seorang anak menolak dijodohkan, apakah ia termasuk durhaka?

Dalam kitab Mathalibu Ulin Nuha fi Syahril Ghayatil Muntaha oleh Syekh Musthafa ar-Rahibani dijelaskan:

وَلَيْسَ ...

Baca Selengkapnya