ARTICLE AD BOX

Hi!Pontianak - Merianti, cewek asal Pontianak, Kalimantan Barat memilih untuk merantau ke Australia dan bekerja sebagai pemetik buah dengan gaji Rp 300 ribuan per jam. Anak bungsu dari lima bersaudara ini memanfaatkan program Working Holiday Visa (WHV) untuk bisa bekerja di Australia.
"Waktu itu aku tahu soal Working Holiday Visa (WHV) dari teman yang udah duluan ke Australia pakai visa itu juga. Dari situ aku mulai cari info sendiri dan akhirnya mutusin buat coba peruntungan ke Aussie. Semua serba mandiri, Kak. Aku nggak pakai agen, jadi dari booking tiket, tempat tinggal sementara, sampai cari akomodasi tetap di sana semua aku urus sendiri. Kebetulan waktu itu berangkatnya bareng temen-temen WHV juga. Jadi nggak sendirian berangkatnya," ungkap Merianti kepada Hi!Pontianak pada Senin, 30 Juni 2025.
Sarjana manajemen lulusan Politeknik Tonggak Equator Pontianak ini mengaku, gaji sekitar Rp 300an ribu per jam yang didapatkannya itu tidak termasuk tunjangan dan bonus.
"Gaji minimum untuk pekerja casual di Australia itu AUD 30.13 per jam, tapi masih harus dipotong pajak 15 persen untuk pemegang WHV. Jadi itu murni gaji, nggak termasuk bonus atau tunjangan karena di sini bonus seperti di Indonesia jarang ada," ujarnya.
Meri bercerita, awal mula tiba di Australia dirinya sempat alami kendala dalam berkomunikasi lantaran aksen warga setempat yang berbeda dengan native speaker berbahasa Inggris lainnya.
"Kendala awalnya lebih ke bahasa, karena masih tahap belajar jadi sempat kesulitan ngerti aksen orang lokal yang cepet dan beda. Terus karena datang pas akhir musim dingin, aku sampai sakit flu kar...