ARTICLE AD BOX

Di balik tawa dan keseruan anak saat bermain, sebenarnya sedang tumbuh fondasi keterampilan penting yang akan ia butuhkan di masa depan.
Mulai dari kreativitas, ketahanan diri (resiliensi), kemampuan kolaborasi, penguasaan teknologi, hingga kecerdasan emosional (EQ).
Untuk membentuk hal tersebut, ternyata mainan berperan besar lho, Moms. Psikolog anak Dharta Ranu Wijaya mengatakan, kreativitas anak dapat dioptimalkan jika mainan yang diberikan sesuai dengan umurnya.
Ya Moms, dari permainan, anak bisa belajar banyak hal, termasuk kreativitas. Lewat mencari, menggenggam, meraba, dan melihat, anak akan mulai belajar mencari tahu hingga memecahkan masalah.
“Sesuai dengan umur anak, misalnya usia 0-2 tahun berfokus pada sensorik, 2-4 tahun berfokus pada imajinasi dan 4-6 tahun berfokus pada edukatif,” ujar Dharta.
Bermain bukan sekadar kegiatan pengisi waktu, tapi bagian penting dari tumbuh kembang. Dengan bermain, anak-anak belajar berpikir kreatif, mengenal emosi, mengembangkan imajinasi, hingga membangun kepercayaan diri.
Mainan yang Tepat Optimalkan Stimulasi Anak
Tak semua mainan memiliki dampak yang sama, Moms. Pemilihan mainan yang sesuai usia dan tahap tumbuh kembang akan sangat mempengaruhi kualitas permainan, dan pada akhirnya, kualitas pembelajaran anak itu sendiri.
"Orang tua sebaiknya menyediakan mainan yang kriterianya sesuai dengan stimulasi yang tepat,” ucap Dharma.
Artinya, bukan sekadar lucu atau viral, tapi benar-benar mendukung kemampuan anak sesuai tahap usianya.
Berikut panduan jenis mainan yang direkomendasikan:
Usia 0–2 tahun: Mainan Sensori