JTNO Ungkap Strategi Atasi Overtourism di Jepang

1 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
Warga menggunakan payung berjalan di tengah gelombang panas yang melanda wilayah Tokyo, Jepang, Selasa (5/8/2025).   Foto: Issei Kato/REUTERSWarga menggunakan payung berjalan di tengah gelombang panas yang melanda wilayah Tokyo, Jepang, Selasa (5/8/2025). Foto: Issei Kato/REUTERS

Overtourism menjadi momok utama dalam urusan pariwisata Jepang. Banyak warga Jepang yang mengeluhkan soal banyaknya turis yang masuk ke Jepang, khususnya di kota besar seperti Tokyo, Kyoto, dan Osaka.

Direktur Eksekutif Japan National Tourism Organization (JNTO), Hatakenaka Tamaki, menjelaskan bahwa Tokyo, Kyoto dan Osaka yang mengalami overtourism dikenal sebagai Golden Route karena menjadi tujuan wisata utama di Jepang. Untuk mengatasi overtourism, Hatakenaka mengungkapkan pihaknya sedang mempromosikan wilayah selain Tokyo, Kyoto dan Osaka untuk mengatasi overtourism.

"Kami menggunakan SNS (Social Network Service) dan website untuk mengunggah berita, jadi sekarang 70 persen dari berita kami adalah tentang area lain di luar Golden Route," kata Hatakenaka kepada wartawan di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Jumat (22/8).

Ia pun mengakui jumlah wisatawan Indonesia terus meningkat. Dalam periode Januari hingga Juli 2025 saja, ada sekitar 370 ribu wisatawan Indonesia yang datang ke Jepang.

"Mereka ingin tahu soal wilayah-wilayah lain selain Golden Route. Karena itu kami memperkenalkan wilayah-wilayah itu lewat website dan SNS, jadi itu cukup membantu menangani masalah overtourism," tuturnya.

Isu wisatawan Muslim juga menjadi perhatian JTNO. Bahkan, JTNO mengeluarkan guide book khusus bagi wisatawan Muslim.

Manager JTNO Akita Priandana mengakui salah satu hal yang menjadi perhatian wisatawan Muslim adalah soal produk halal di Jepang.

"Ini sangat disadari oleh JNTO dan pemerintah Jepang. Saat i...

Baca Selengkapnya