ARTICLE AD BOX

Kasus campak di Indonesia hingga Agustus 2025 masih cukup mengkhawatirkan. Terakhir di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sampai ditetapkan statusnya sebagai daerah dengan kejadian luar biasa (KLB) campak karena kasusnya mencapai 2.139 per 24 Agustus 2025, dengan 17 di antaranya meninggal dunia.
Menurut data Kementerian Kesehatan, hingga minggu ke-33 atau Agustus 2025, tercatat 23.128 kasus suspek campak di Indonesia yang tersebar di berbagai provinsi. Dari jumlah tersebut, 3.444 kasus di antaranya terkonfirmasi positif campak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, drg. Ellya Fardasah, M. Kes, menyampaikan terjadi beberapa periode puncak kasus suspek campak di wilayahnya sepanjang tahun 2025.
"Penemuan kasus suspek campak tertinggi tahun 2025 terdapat pada bulan Juli, yaitu 382 kasus. Diketahui, mayoritas suspek campak atau 89 persen tidak mendapatkan imunisasi. Dan kasus paling banyak ditemukan pada usia balita," jelas drg. Ellya dalam konferensi pers virtual yang digelar Kemenkes, Selasa (26/8).
Kemudian penyebab tingginya kasus campak di Sumenep diikuti oleh 5 persen anak tidak mendapat imunisasi MR dua dosis, 4 persen anak tidak diimunisasi MR 1 dosis, dan 2 persennya tidak menjawab.
Dari 2.139 kasus suspek campak di Kabupaten Sumenep, sebanyak 1.322 di antaranya (61,8 persen) merupakan balita berusia 0-4 tahun. Dan mayoritas dialami oleh anak laki-laki, yaitu 51 persen. Hasil pemeriksaan spesimen menunjukkan 205 kasus positif campak.