Kekerasan Perempuan-Anak Banyak Terjadi di Rumah, Dipicu Pola Asuh-Gadget

1 hari yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTOMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi. Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi, mengungkapkan adanya peningkatan pesat kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di paruh pertama tahun 2025.

Hal itu diungkapkan Arifah usai melakukan rapat tingkat menteri perihal masalah tersebut di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jakarta, Kamis (9/7).

Arifah mengatakan, rapat tingkat menteri digelar menyusul peningkatan tajam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia menyebut, jajaran kementerian berdiskusi bersama mengenai Inpres Nomor 5 Tahun 2014.

"Kita ada rapat tingkat menteri untuk berdiskusi bersama Inpers tentang Gerakan Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan dan Anak," kata Arifah.

Arifah kemudian memaparkan data laporan mengenai kekerasan baik terhadap perempuan maupun anak. Ia menjelaskan, sepanjang Januari hingga 14 Juni 2025, ada sekitar 11.800 pelaporan yang masuk di Kementerian PPPA. Terbanyak mengenai kasus kekerasan seksual terhadap perempuan.

"Kemudian sampai 7 Juli itu sudah ada di angka 13 ribu. Artinya dalam waktu dua Minggu lebih, jumlah kasus yang terlaporkan sudah di atas 2 ribu. Dan ini kasus terbanyak adalah kekerasan seksual, korbannya yang paling banyak adalah perempuan," ujarnya.

 Master1305/ShutterstockIlustrasi kekerasan pada anak. Foto: Master1305/Shutterstock

Parahnya, Arifah mengatakan, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan maupun anak terjadi di rumah tangga.

"Lokasi terjadinya paling banyak di r...

Baca Selengkapnya