Kementan Ungkap Realisasi Vaksinasi PMK Tahap II di RI Masih Rendah

1 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
 Dok KementanPetugas kesehatan memberikan vaksinasi sapi yang terkena PMK. Foto: Dok Kementan

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat realisasi vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) tahap kedua di Indonesia masih rendah.

Hingga Agustus 2025, baru 31,4 persen dari total 1,9 juta dosis vaksin yang berhasil disuntikkan. Direktur Jenderal PKH, Agung Suganda, mengatakan pentingnya percepatan vaksinasi agar kasus PMK tidak kembali melonjak seperti akhir 2024 lalu.

“Artinya dalam jangka waktu kurang lebih 1 bulan lagi kita masih punya 70 persen vaksin yang harus divaksinkan,” ujar Agung dalam media briefing Strategi Nasional Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku di Jakarta Selatan, Selasa (26/8).

Agung menjelaskan, sejak kemunculan kembali wabah PMK pada 2022 setelah 32 tahun Indonesia bebas penyakit PMK, penyebarannya berlangsung sangat cepat hingga ke 29 provinsi.

Situasi itu mendorong kolaborasi dengan Food and Agriculture Organization (FAO) serta dukungan teknis dan pendanaan dari pemerintah Australia melalui Emergency Center for Transborder Animal Diseases (ECTAD) Indonesia.

Menurutnya, tantangan utama dalam pengendalian PMK bukan ketersediaan vaksin, melainkan kesadaran peternak untuk mau melakukan vaksinasi pada ternaknya.

“Pengalaman saya waktu tahun 2022 saat itu kita punya sumber daya yang luar biasa, vaksin kita berlimpah, SDM kita juga cukup banyak. Namun kendala utama adalah kesadaran para peternak kita untuk ternaknya mau divaksin masih sangat rendah dan kondisi ini juga sebetulnya masih terjadi sampai saat ini,” jelas Agung.

Tahun ini, pemerintah mengubah strategi vaksinasi dengan membagi pelaksanaan dala...

Baca Selengkapnya