ARTICLE AD BOX

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menanggapi kritik Indonesia dinilai pasif dalam merespons eskalasi konflik perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Jubir Kemlu, Rolliansyah 'Roy' Sumirat, menegaskan diplomasi yang dijalankan Indonesia berfokus pada proses nyata di balik layar, bukan sekadar pencitraan publik.
“Tapi untuk kami yang pasti adalah tidak seluruh hal itu perlu menjadi domain publik. Kami itu biasanya, bagi Kementerian Luar Negeri, yang penting adalah bagaimana sebuah proses dapat berjalan,” ujar Roy dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Selasa (28/7) sore.
Roy menegaskan pendekatan diplomasi Indonesia menekankan pada statecraft, bukan stagecraft.
“Bahwa ada sebuah proses statecraft dibanding stagecraft. Kalau cuma sekadar stagecraft, membangun panggung doang, ya, berhenti di situ. Tapi yang penting adalah bahwa diplomasi adalah the art of statecraft,” katanya.
Ia menyebut Indonesia telah melakukan berbagai langkah diplomasi, meski tidak semua dipublikasikan.
“Dalam hal ini mungkin saya tidak bisa sebutkan satu per satu pihak-pihak siapa saja yang sudah didekati oleh Bapak Menteri Luar Negeri atau beserta jajarannya,” ucapnya.
