ARTICLE AD BOX

Rambut panjang bergelombang dibiarkannya tergerai. Kebaya brokat berwarna coklat melekat pas di tubuhnya. Meski tampil berbeda dari kebanyakan gadis yang memenuhi auditorium Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) pada Kamis (21/8) siang itu, namun rona bahagia selalu terpancar di wajahnya. Dia adalah Yustina Gemilang, S.Pd., Gr.
Gadis kelahiran 7 Juni 1998 itu baru saja dilantik sebagai guru profesional melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Unusa. Jika kebanyakan gadis di ruangan itu tampil berhijab maka tidak demikian halnya dengan Gemilang. Meski demikian gadis Nasrani itu terlihat tak canggung berbaur dengan mereka yang berhijab.
"Teman-temannya sangat baik dan ramah, menerima saya yang berbeda keyakinan dengan mereka. Itu salah satu hal yang membuat saya betah selama kuliah di Unusa," tutur Gemilang saat ditemui Basra usai pengukuhannya.
Selama dua tahun Gemilang menempuh pendidikan guru di Unusa. Selama kuliah di kampus Nahdlatul Ulama (NU) itu Gemilang mengaku banyak belajar terkait nilai-nilai keislaman yang selama ini tak pernah dijumpai sebelumnya.
"Ada salah satu mata kuliah yang baru saya temui saat kuliah di Unusa, dan menurut saya cukup menarik karena memiliki makna yang dalam. Mata kuliah itu adalah Aswaja," tutur guru di pedalaman Papua ini.
Aswaja adalah singkatan dari Ahlussunnah wal Jama'ah, sebuah aliran dalam Islam yang menekankan pada mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan pemahaman mayoritas sahabat (jamaah).
Awalnya Gemilang hanya mengikuti sambil lalu mata kuliah tersebut dan menganggapnya sekadar kewajiban akademis. Namun semakin dipelajari, semakin ia menemukan relevansi Aswaja dengan kehidupan sehari-h...