ARTICLE AD BOX

Selama dua pekan di musim panas, Centre Court di Wimbledon menjadi tempat menonton turnamen tenis paling bergengsi. Namun bagi pemegang debenture yang selalu nikmati akses tempat duduk di Centre Court atau No. 1 Court selama lima tahun, banyak yang memilih menjual tempat duduk tersebut ketimbang hadir langsung.
Debenture adalah instrumen keuangan yang diawasi regulator, serupa dengan obligasi, jadi para pembeli di pasar sekunder dapat melihat harga dan mendapatkan perlindungan transparansi.
Mengutip Bloomberg, harga debenture Centre Court untuk periode 2026–2030 kini sudah melewati 200.000 poundsterling atau sekitar USD 275.300 setelah pembayaran akhir, naik sekitar 75 persen dari harga awal 116.000 poundsterling tahun 2024, menurut Dowgate Capital.
Debenture ini menyertakan akses VIP ke lounge dan restoran. Saat tidak hadir, pemegang berhak menjual tiket hari itu, satu-satunya tiket Wimbledon yang diperjualbelikan. Para investor kini mulai membeli debenture bukan untuk menonton, tapi semata-mata untuk dijual balik.
“Banyak penggemar tenis datang ke Wimbledon sebagai ‘mazhab tenis’ dari seluruh dunia, terutama AS,” ungkap Alex Cheatle, CEO Ten Lifestyle Group Plc, yang merecup debenture untuk klien kaya mereka.
Mirip dengan lonjakan valuasi tim olahraga, harga tiket acara olahraga premium juga meroket: tiket Premier League naik 800 persen sejak 1990 dan rata-rata tiket final Super Bowl 2024 mencapai USD 10.000.