ARTICLE AD BOX

Peluang ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat (AS) semakin terbuka lebar. Terlebih setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menurunkan tarif impor produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.
Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Irfan Anwar, menyebut Indonesia saat ini merupakan produsen kopi keempat terbesar di dunia. Penetapan tarif impor sebesar 19 persen untuk kopi Indonesia di pasar AS memberikan keunggulan kompetitif yang substansial, terutama jika dibandingkan dengan negara produsen kopi terbesar di dunia, Brasil.
“Indonesia sekarang produsen nomor empat. Nomor satunya Brasil (kena tarif AS) 50 persen, Vietnam 20 persen, Kolombia belum pasti berapa persen, kita 19 persen. Jadi ini peluang baik buat Indonesia,” kata Irfan kepada kumparan, Selasa (22/7).
Menurut Irfan, penerapan tarif impor sebesar 19 persen terhadap produk kopi asal Indonesia tidak akan menimbulkan beban berat bagi para eksportir. Justru, hal ini membuka kesempatan lebih besar dibanding Brasil yang harus menghadapi tarif impor hingga 50 persen saat memasukkan kopinya ke pasar AS.
“Ada (dampaknya), tapi tidak berat. Karena pajaknya 19 persen,” ujarnya.
Irfan menilai kebijakan tarif ini menjadi momentum positif bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing ekspor kopi di pasar global, khususnya Amerika Serikat yang merupakan salah satu konsumen kopi terbesar dunia.
“Sangat bagus karena Brasil sebagai produsen pertama tarifnya 50 persen. Meskipun Brasil dan AS lebih dekat, tapi biaya masuknya tetap besar,” tambah Irfan.
Berdasarkan data dari Foreign Agricultu...