Mengenal Presbiopia yang Mengancam Mata 86,3 Juta Warga Indonesia

1 jam yang lalu 4
ARTICLE AD BOX
 PixabayIlustrasi mata. Foto: Pixabay

Sekitar 86,3 juta populasi Indonesia berusia 45 tahun ke atas terancam presbiopia atau mata tua, yakni penurunan kemampuan akomodasi lensa mata yang menyebabkan kesulitan melihat benda dekat. Penggunaan kacamata dianggap sebagai solusi lazim bagi para penyandangnya - yang sayangnya berpotensi menghambat aktivitas, bahkan menurunkan kualitas hidup.

“Prevalensi presbiopia secara global terus meningkat seiring bertambahnya harapan hidup dan intensitas tuntutan penglihatan dekat di era modern, seperti penggunaan ponsel. Padahal kalangan 45 tahun ke atas biasanya mulai menjalani usia emas lantaran berada di puncak periode produktif, atau sedang menikmati masa senior bersama keluarga. Lebih dari sekadar membatasi aktivitas keseharian, presbiopia bisa berdampak secara psikologis, bahkan ekonomi," terang Dr. Nashrul Ihsan, Sp.M(K), Dokter Subspesialis Katarak, Lensa dan Bedah Refraktif JEC Eye Hospitals and Clinics, dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Senin (18/8).

Prevalensi presbiopia pada usia 45 tahun ke atas mencapai 83 persen. Diestimasi, pada 2030 mendatang, sekitar 2,1 miliar orang. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa pasien presbiopia, baik di negara berpenghasilan tinggi maupun rendah, mengalami penurunan kualitas hidup.

Presbiopia yang tidak terkoreksi mengakibatkan penderita dua kali lebih sulit melakukan tugas-tugas yang membutuhkan penglihatan jarak dekat.

"Kesulitan ini meningkat hingga delapan kali lipat untuk tugas penglihatan jarak dekat yang sangat intens. Lebih-lebih, 12 persen pasien presbiopia memerlukan bantuan dalam menjalankan tugas rutin, yang pada akhirnya dapat memicu tekanan mental dan penurunan harga diri," ujarnya lagi.

Presbiopia memiliki gejala khas yang mudah dikenali dalam keseharian, antara lain kesul...

Baca Selengkapnya