ARTICLE AD BOX

Provinsi Sumsel menghadapi lonjakan drastis titik panas (hotspot) pada Juli 2025. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, jumlah hotspot sepanjang 1–22 Juli mencapai 898 titik, menjadikannya catatan bulanan tertinggi dalam satu dekade terakhir.
“Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang 2025, bahkan melampaui rekor Juli 2015 yang saat itu tercatat 656 titik,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Selasa (22/7/2025).
Empat daerah menjadi penyumbang terbesar peningkatan hotspot tersebut, yakni Musi Banyuasin (Muba) 205 titik, Muratara 145 titik, Muara Enim 127 titik dan Musi Rawas (Mura) 125 titik
Sementara wilayah lain seperti Lahat mencatat 71 titik, PALI 57 titik, dan OKI 36 titik. Adapun dua wilayah, yakni Pagar Alam dan Prabumulih, menjadi satu-satunya daerah yang nihil titik panas pada Juli ini.
“Kondisi ini memerlukan pemantauan ekstra dari Satgas Karhutla. Data hotspot digunakan sebagai dasar untuk inspeksi lapangan apabila titik panas bertahan cukup lama,” jelas Sudirman.
Berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), tren peningkatan hotspot diperkirakan terus berlanjut hingga Oktober, dengan puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus–September.
Untuk mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Satgas Karhutla di tiap kabupaten dan kota terus melakukan patroli rutin serta mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.