Pimpinan KPK: Rasanya Bosan Tangani Korupsi, tapi Demi Bangsa dan Negara

1 hari yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menyampaikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparanWakil Ketua KPK Johanis Tanak menyampaikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Pimpinan KPK, Johanis Tanak, mengaku sedih saat menangani kasus dugaan korupsi. Dia membandingkan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia dengan negara tetangga.

Menurut Tanak, Indonesia merupakan negara yang kaya, tetapi kalah dari segi IPK dengan negara tetangga.

"Terus terang saya selalu sedih kalau menangani perkara, sedih sekali melihat negara Republik Indonesia," kata Tanak dalam acara Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7).

"Kita melihat negara tetangga kita, Malaysia, yang tidak ada apa-apanya. Apalagi Singapura yang cuma wilayahnya kecil, tetapi kenapa indeks persepsi korupsi di mereka itu sangat rendah (lebih baik)?" lanjut dia.

IPK merupakan persepsi publik terhadap tingkat korupsi di sektor publik, yang diukur dalam skala 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih). Indeks ini disusun oleh Transparency International.

Pada 2024, IPK Singapura mencapai 84 poin. Sedangkan Malaysia mencapai 57 poin. Sementara Indonesia, hanya 37 poin.

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak saat dijumpai wartawan usai mengikuti fit and proper test Capim KPK di Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparanWakil Ketua KPK Johanis Tanak saat dijumpai wartawan usai mengikuti fit and proper test Capim KPK di Komisi III DPR RI, Senayan, Jakart...
Baca Selengkapnya