ARTICLE AD BOX

Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi rumah sakit asing beroperasi di dalam negeri. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur turut memberikan respons terkait rencana tersebut.
IDI Jatim tak mempermasalahkan keberadaan rumah sakit asing yang membuka cabang di Indonesia. Hanya saja dalam pelaksanaannya harus menggunakan sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri.
"Harapan kita adalah kalau mereka (rumah sakit) bisa bekerja sama. Saya harap mereka akan menggunakan tenaga kerja yang di sini. Sehingga ada transfer ilmu yang bagus, ada transfer teknologi yang bagus," ujar Ketua IDI Jatim Dr. dr. Sutrisno, Sp.OG (K), kepada Basra, Selasa (22/7) sore.
Sutrisno melanjutkan sebagai negara berpenduduk 280 juta, Indonesia menjadi market yang menjanjikan. Hal ini pun menjadi daya tarik bagi rumah sakit asing untuk membuka cabang di Indonesia.
"Rumah sakit asing datang ke sini tentu dominasinya juga bisnis. Kita juga bisa melihat bahwa total market di Indonesia sangat luar biasa, makanya mereka datang ke sini dengan modal pengetahuan dan teknologi," terang Sutrisno.
Sutrisno optimis rumah sakit domestik tak akan kalah dengan rumah sakit asing. Di era bebas seperti sekarang ini, persaingan menjadi hal yang lumrah di segala bidang.
"Kita tetap optimis bahwa bangsa kita tidak kalah dengan bangsa asing. Siapa pun dalam era yang bebas ini akan siap berkompetisi dan tentunya maju bersama," tegasnya.
Meski demikian, Sutrisno tak menampik jika masih ada kontra di masyarakat terkait rencana masuknya rumah sakit asing ke Indonesia.
"Kalau penolakan ya kita tidak menutup mata, pasti ada. Ada yang terusik, ada yang bertanya-tanya, ada yang meragukan, bahkan ada yang bingung. Itu (respons) yang sudah bi...