ARTICLE AD BOX

Meski pasar global saat ini sedang lesu, belanja barang mewah di Singapura tetap menunjukkan pertumbuhan. Negara dengan luas wilayah setara Jakarta itu justru menjadi mercusuar bagi para peritel kelas atas yang tengah menghadapi penurunan permintaan di pasar utama seperti China dan Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Selasa (8/7), penjualan barang mewah di negara-kota Asia Tenggara ini diperkirakan akan tumbuh 7 persen menjadi SGD 13,9 miliar pada tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data Euromonitor International, angka ini melampaui pusat perbelanjaan regional seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.
Pertumbuhan tahunan Singapura pada 2024 bahkan melampaui semua pasar Asia yang dilacak oleh lembaga tersebut, kecuali Jepang. Tahun depan, penjualan barang mewah di Singapura diproyeksikan akan kembali mencapai puncaknya seperti sebelum pandemi, yaitu SGD 14,7 miliar pada 2019.
Luas wilayah Singapura hanya sekitar 280 mil persegi, lebih kecil dari New York City, dan jumlah penduduknya sekitar enam juta jiwa jauh lebih sedikit dibanding kota-kota besar Asia seperti Tokyo dan Shanghai. Namun, negara ini mencatat jumlah pembukaan toko mewah terbanyak ketiga di antara 32 kota Asia Pasifik, tidak termasuk daratan China sepanjang tahun lalu, menurut data dari perusahaan real estat Savills.
