Studi: Operasi Caesar yang Direncanakan Tingkatkan Risiko Kesehatan pada Anak

3 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
 jomphong/ShutterstockIlustrasi persiapan operasi caesar. Foto: jomphong/Shutterstock

Operasi caesar umumnya dilakukan oleh dokter ketika ibu hamil dinilai tidak dapat menjalani persalinan normal. Misalnya, kondisi kesehatan ibu, keadaan janin yang tidak normal, masalah plasenta, hingga terjadi hambatan selama persalinan berlangsung. Tetapi, ada juga ibu hamil yang merencanakan untuk persalinan caesar dengan sendirinya karena berbagai alasan, misalnya ingin bayinya lahir di tanggal cantik.

New York Post melansir, hampir 1 dari 3 kelahiran di Amerika Serikat kini dilakukan melalui operasi caesar. Dan semakin banyak kelahiran secara operasi caesar yang direncanakan, ketimbang dilakukan sebagai respons terhadap kondisi darurat ibu atau janinnya.

Operasi caesar terencana memungkinkan dokter dan calon ibu untuk menghindari ketidakpastian persalinan dan menawarkan kenyamanan serta ketenangan pikiran.

Namun, sebuah studi baru dari Swedia memunculkan beberapa bahaya tentang apa yang akan terjadi pada buah hati Anda di kemudian hari.

Para peneliti menganalisis data hampir 2,5 juta anak yang lahir antara tahun 1982 hingga 1989 dan 1999 hingga 2015. Mereka menemukan bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar lebih mungkin mengembangkan risiko penyakit kanker tertentu dibandingkan mereka yang dilahirkan secara pervaginam.

Dari hampir 376.000 anak yang lahir lewat operasi caesar, 1.495 di antaranya mengalami leukemia. Dan anak-anak yang dilahirkan melalui operasi caesar terencana, --dibandingkan dengan operasi caesar darurat--, berisiko lebih tinggi.

Secara spesifik, bayi yang lahir melalui operasi caesar memiliki risiko 21 persen lebih tinggi terkena leukemia limfobla...

Baca Selengkapnya