Bacaan Favorit yang Menginspirasi Pangeran Diponegoro

6 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi Pangeran Diponegoro. Foto: Shutterstock

Pangeran Diponegoro bukan hanya seorang yang ahli perang. Bahkan menurut keturunan ke-7, Roni Sadewo, sang pangeran tak kuat melihat darah.

"Pangeran Diponegoro itu tak kuat melihat darah. Kalau bisa sesuatu tak ditempuh dengan cara perang. Dia seorang sufi yang ingin selalu menyelesaikan sesuatu dengan cara bermartabat," kata Roni dalam diskusi di Perpusnas, dikutip Senin (28/7).

Pangeran Diponegoro, sebelum perang Jawa pecah pada 1825, lebih banyak menghabiskan waktunya sebagai pemimpin buat warganya. Berkeliling melihat kesulitan petani, membantu yang kelaparan.

Sisanya, Pangeran Diponegoro lebih banyak menghabiskan waktu di kamar sendirian. Membaca sejumlah bacaan favoritnya.

Salah satu yang menjadi favorit Pangeran Diponegoro adalah Tuhfat Al Mursala.

Karena salah satu literatur yang menjadi bacaan favorit Sang Pangeran dan membentuk karakter beliau itu.

"Satu buah karya yang berjudul Tufat Al Mursala karangan seorang sufi besar dari Gujarat Al Burhan Puri. Wafatnya 1620. Dan isi ajarannya adalah ini martabat," kata Pakar Filologi UIN Jakarta Prof Oman Faturrahman.

Ia menambahkan, untuk mereka yang tidak pernah di pesantren, teks Tuhfah ini meski tipis, tetapi banyak istilah teknis yang sulit dipahami. Ilmu yang diajarkannya adalah soal tasawuf.

"Bahkan mereka yang belajar ilmu tasawuf, bila tidak membaca pengetahuan yang dituangkan Ibnu Arobi dalam al-Futuhâtul Makkiyah, atau pemikiran murid-muridnya, akan kesulitan memahami istilah-istilah teknis itu."

 ShutterstockIlustrasi Pangeran Diponegoro. Foto: Shutterstock
Baca Selengkapnya