ARTICLE AD BOX

Peringatan dini tsunami di sejumlah wilayah timur Indonesia akibat gempa 8,7 magnitudo di Kamchatka, Rusia, belum diakhiri. Warga di sekitar pesisir daerah berpotensi tsunami diminta menjauhi pantai.
BMKG maupun BNPB masih mengeluarkan imbauan itu untuk mengantisipasi kejadian tsunami di Papua akibat gempa Jepang pada 2011 berulang. Korban di Jepang sendiri akibat gempa 9,1 magnitudo mencapai sekitar 18 ribu orang.
Saat itu ada 2 korban tewas tergulung tsunami, meski peringatan dini ketinggian air di bawah 50 cm.
"Perhitungan modeling di laut dalam, rata rata pengukuran atau hasil modeling serta pengukuran dari beberapa tempat seperti yang kita lihat kisaran dari tinggi tsunami di laut dalam maupun di dekat pantai kisarannya sekitar di bawah 50 cm di luar Rusia," kata Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari dalam jumpa pers virtual, Rabu (30/7).
Muhari menjelaskan, pada 2011 gempa Jepang yang menimbulkan tsunami di Papua juga memakan dua korban. Jadi masyarakat diimbau tidak lengah.
"Tetapi ini tentu saja tidak boleh membuat kita lengah. Ini yang perlu kita sampaikan bahwa pengalaman kita pada saat tsunami Jepang 2011 yang juga berpropagasi ke Papua itu terdeteksi di tide gauge di Jayapura itu hanya 30 Cm," kata dia.
"Kemudian seperti terlihat di layar formasi teluk ini bisa menyebabkan amplifikasi tinggi tsunami," imbuhnya.
Ia menjelaskan, amplifikasi itu berarti ketinggian air lebih tinggi dari prakiraan. Salah satunya terjadi di Teluk Yoteva.
