ARTICLE AD BOX

Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tantangan berat. Selain penurunan pasar, persaingan harga yang makin sengit juga dinilai bisa memberikan tekanan terhadap ekosistem produksi lokal.
Konteksnya mengacu pada banderol mobil baru yang justru semakin rendah. Mayoritas dibawa oleh brand-brand asal China, termasuk model-model mobil listrik hingga city car listrik baru dengan harga setara mobil LCGC (Low Cost Green Car).
Sekretaris Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Kukuh Kumara, menilai fenomena ini perlu dicermati agar tidak mengganggu pertumbuhan jangka panjang industri otomotif nasional.
“Jadi walaupun sekarang perang harga, tapi nantinya akan ada batasan sampai akhir tahun ini ya kalau yang pakai CBU. Kan itu ada bank garansi, jadi kebijakan itu akan selesai dan kemudian dituntut untuk perakitan di sini (Indonesia),” ujar Kukuh saat ditemui kumparan di sela-sela pameran GIIAS di ICE BSD, Tangerang.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah memang memberikan ruang sementara bagi para Agen Pemegang Merek (APM) untuk mengimpor mobil secara utuh atau CBU. Namun, skema tersebut bukan tanpa syarat. Setiap unit yang masuk wajib diimbangi dengan produksi lokal dalam jumlah yang sama.
“Jadi kalau dia masuk seribu, harus produksi seribu. Kalau enggak, misalnya cuma bikin 500, ya 500 sisanya itu uang jamina...