ARTICLE AD BOX

Industri kendaraan listrik (EV) China tengah mengalami pergeseran besar. Setelah bertahun-tahun fokus mengucurkan investasi di dalam negeri, kini pabrikan mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu justru lebih agresif menanamkan modal di luar China.
Berdasarkan laporan InsideEV, awalnya, strategi domestik itu berjalan sukses. Permintaan mobil listrik dan plug-in hybrid di China sempat melonjak tajam, membuat banyak merek lokal berkembang pesat.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, pasar dalam negeri mencapai titik jenuh mulai dari merek yang terlalu banyak, sementara pembeli tidak bertambah sebanding.

Kondisi makin pelik akibat perang harga yang berkepanjangan dan tekanan pemerintah daerah untuk memenuhi kuota produksi. Akibatnya, sejumlah merek mengadopsi langkah ekstrem, mulai dari menjual mobil listrik bekas nol kilometer hingga membanjiri pasar global dengan produk mereka.
Menurut laporan terbaru Rhodium Group, untuk pertama kalinya pada 2024, investasi EV asal China ke luar negeri melampaui investasi di dalam negeri. Total investasi ke luar China tercatat USD 16 miliar sekitar Rp 259 triliun, lebih tinggi dibanding yang dikucurkan di pasar domestik sebesar USD 15 miliar Rp 243 triliun.
Lebih lanjut, Bloomberg menilai pergeseran ini terjadi karena perusahaan otomotif China terjepit oleh kelebihan kapasitas, dan perang harga yang menekan margin keuntungan di seluruh rantai paso...