ARTICLE AD BOX

Wakil Pembina Yayasan Keadilan Tragedi Kanjuruhan (YKTK), Juwariyah, mengaku masih belum sanggup masuk ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pasca-tragedi 1 Oktober 2022. Peristiwa yang dikenal sebagai Tragedi Kanjuruhan itu menewaskan 135 orang usai laga Arema FC dan Persebaya Surabaya, dan menjadi salah satu bencana stadion terbesar dalam sejarah sepak bola dunia.
Setelah insiden tersebut, Stadion Kanjuruhan direnovasi dan kembali digunakan Arema FC saat menjamu PSBS Biak di ajang Super League Indonesia pada Senin (11/8) sore WIB. Namun, kehadiran kembali pertandingan di stadion itu masih meninggalkan luka mendalam bagi sebagian keluarga korban.
Pelaksanaan Super League Indonesia di Stadion Kanjuruhan masih menjadi luka mendalam bagi keluarga korban. Juwariyah menjelaskan sebagian keluarga korban memilih untuk tidak hadir di stadion, meski ada juga yang kembali menonton pertandingan di sana.
“Kalau saya pribadi masih belum tega. Kalau melarang ke sana itu bukan hak saya. Itu bukan hak keluarga korban,” ujar Juwariyah, kepada kumparan, Senin (11/8).
Juwariyah mengaku hingga kini belum pernah masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan pasca renovasi. Ia hanya datang ke Gate 13 untuk mengikuti doa bersama setiap Sabtu Kliwon.
“Saya kalau masuk ke lapangannya belum sama sekali. Mungkin kalau di Gate 13, saya mes...