ARTICLE AD BOX

"Saya purna praja Suwandi dari Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tahun masuk IPDN tahun 2021. Alhamdulillah tadi baru saja dilantik oleh Bapak Mendagri sebagai lulusan terbaik IPDN Angkatan 32."
Dengan kalimat sederhana itu, seorang pemuda 21 tahun bercerita membuka kisah. Namanya Suwandi, ia lahir di Pasarwajo, 2 Desember 2003. Tumbuh di sebuah kabupaten yang jauh dari sorotan media, jauh dari gemerlap kota. Tapi, dari rumah sederhananya di Buton, Sulawesi Tenggara, dia mengayuh mimpi yang untuk menjadi praja, dan kelak menjadi abdi negara.
Ia datang dari keluarga sederhana. Sang ayah, Samin (58) adalah penjual bakso yang sudah mulai berdagang sejak Suwandi SMP kelas 2. Sedangkan, ibunya, Wa Mesi (54), adalah ibu rumah tangga yang ikut membantu sang suami berdagang di depan rumah.
"Alhamdulillah sebelumnya tidak menyangka. Karena saya dari daerah yang cukup jauh, bukan dari daerah yang kota. Namun bisa survive, bisa mencapai nilai tertinggi IPDN angkatan 32," kata Suwandi usai dilantik menjadi Pamong Praja Muda di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin (28/7).
Perjalanan masuk IPDN dimulainya pada tahun 2021, di masa pandemi. Dari Buton menuju Kendari, ia harus menempuh perjalanan 6 hingga 8 jam dengan kapal laut. Semua itu tak menyurutkan semangatnya.
Di tes SKD, ia mencatat nilai 446 dan menempati peringkat 9 secara nasional. Saat pantuhir, ia menjadi peringkat ketiga dari Sulawesi Tenggara.
"Alhamdulillah, keing...