ARTICLE AD BOX

Puluhan pekerja seks komersial (PSK) di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) terjaring razia Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar operasi penertiban sepanjang 2025. Prostitusi ini ada yang online dan offline.
Lantas, siapa saja pelanggan para PSK tersebut?
"Untuk pelanggan sendiri sebenarnya banyak dari luar provinsi. Mohon maaf, dari rekan-rekan kita dari Jawa Barat, dari Makassar, dari Balikpapan, dari Bandung juga ada. Kalau yang lokalannya nggak terlalu banyak. Paling ada satu-dualah," kata Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP PPU, Rahmadi, Selasa (8/7).
Menurutnya, ada pihak-pihak seperti sopir hingga kuli yang membangun bangunan di IKN menjadi pelanggan para PSK. "Iya, benar sekali. Kalau untuk pekerja atau kuli ada," tuturnya.
Ia menjelaskan, pelanggan tersebut 'memesan' jasa para PSK yang bekerja sama dengan pihak warung kopi di Kecamatan Sepaku. Di warung itu kemudian dibangun sekat-sekat yang dijadikan kamar untuk bercinta.
"Nah, kalau offline itu, dia modusnya menjajakan kopi-kopi di pinggir jalan. Tapi di warung itu, dia punya sekat-sekat kamar. Dan bisa dibedakan, ciri-cirinya warung yang murni jualan kopi dengan kopi plus bisa dibedakan," urainya.
Apa bedanya warung kopi sungguhan dan warung esek-esek?
"Paling kentara itu ada yang antre, ada yang nongkrong di depannya, ada sopir-sopir nongkrong, ada pemuda yang antre. Dan yang antrenya itu di jam 10 malam ke atas," ujar Rahmadi.
