Pemerintah Kaji Insentif agar Produsen EV Beralih dari Baterai Litium ke Nikel

1 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 CATLIlustrasi baterai mobil listrik buatan CATL. Foto: CATL

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membenarkan rencana pemberian insentif untuk produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) agar memilih baterai berbasis nikel (nickel based), dibandingkan litium.

Hal tersebut sebelumnya diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, yang ingin agar ada peralihan preferensi produsen EV dari baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP) yang lebih umum dipakai, menjadi baterai nickel, manganese, and cobalt (NMC).

Analis Kebijakan Madya Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu, Riznaldi Akbar, menjelaskan pihak Kemenkeu memang tengah mengkaji insentif tersebut.

"Kalau di BKF masih dalam kajian. Kajiannya iya, betul," ujarnya di sela-sela acara International Battery Summit 2025, Rabu (6/8).

Riznaldi menjelaskan, kemungkinan kebijakan tersebut berupa insentif pajak baik itu PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) maupun PPnBM DTP. Insentif tersebut akan menyasar tidak hanya pada pembelian EV, namun juga terhadap baterai.

Analis Kebijakan Madya Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu, Riznaldi Akbar, saat International Battery Summit 2025, Rabu (6/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparanAnalis Kebijakan Madya Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu, Riznaldi Akbar, saat International Battery Summit 2025, Rabu (6/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

"Pasti nanti ada kombinasi kebij...

Baca Selengkapnya