ARTICLE AD BOX

Pemerintah Indonesia diminta memaksimalkan potensi ekspor yang didapat setelah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memangkas tarif impor untuk Indonesia, dari 32 persen menjadi 19 persen.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menilai kondisi tersebut menjadi kesempatan Indonesia menjadi pemasuk baru bagi AS. Komoditas Indonesia yang banyak diekspor ke AS per Januari sampai Maret 2025 adalah mesin dan perlengkapan elektrik senilai USD 1,2 miliar atau 16,71 persen dari total ekspor ke AS.
Selanjutnya, ada alas kaki senilai USD 657,9 juta atau 9,01 persen, pakaian dan aksesoris rajutan senilai USD 629,3 juta atau 8,61 persen, pakaian dan aksesoris bukan rajutan senilai USD 568,5 juta atau 7,78 persen, lemak dan minyak hewan nabati senilai USD 507 juta atau 6,94 persen.
“Tarif impor kita ke AS lebih rendah dibanding negara Asia lainnya, bahkan emerging market. Ini bisa jadi momentum untuk kita menjadi pemasok baru bagi AS,” kata David di Labuan Bajo, Jumat (18/7).
