Wamenaker Jelaskan Penyebab Angka Kemiskinan Turun tapi PHK Bertambah pada 2025

9 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
Wamenaker Immanuel Ebenezer dan Hebbi Tarnando Buruh yang dilaporkan perusahaannya terkait pencemaran nama baik di Polres Jakarta Selatan, Senin (14/7/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanWamenaker Immanuel Ebenezer dan Hebbi Tarnando Buruh yang dilaporkan perusahaannya terkait pencemaran nama baik di Polres Jakarta Selatan, Senin (14/7/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan

Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menilai ada kejanggalan di balik penurunan angka kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) di tengah meningkatnya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dia menyebut kondisi ini sebagai anomali yang perlu dicermati pemerintah. BPS mencatat jumlah penduduk miskin per Maret 2025 mencapai 23,85 juta orang atau 8,74 persen dari total penduduk. Angka tersebut turun 0,1 persen poin dibanding September 2024.

"Ya, kita sih senang ada kerja-kerja pemerintah. Ini benar-benar terasa di masyarakat. Karena memang mengurangi angka kemiskinan sampai pada batas-batas maksimum rakyat-rakyat sejahtera," kata Immanuel ketika dihubungi kumparan, Sabtu (26/7).

Namun, di sisi lain tren PHK justru meningkat sejak awal tahun. Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 20 Mei 2025 mencatat 26.455 pekerja terkena PHK.

Sementara itu, data Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebutkan sekitar 60.000 pekerja terdampak PHK hanya dalam dua bulan pertama 2025.

"Anomali dong. Di sisi lain di pemerintahan Pak Prabowo semangat untuk mengurangi angka kemiskinan dan angka pengangguran, tapi ada regulasi," ujar Wamenaker yang akrab disapa Noel.

Noel menyebutkan, salah satu penyebab meningkatnya pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi di bidang kesehatan yang terhambat regulasi sekolah...

Baca Selengkapnya