ARTICLE AD BOX

Pemerintah terus mengoptimalkan peran konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu strategi yang diambil adalah dengan merancang libur panjang secara berkala agar daya beli masyarakat tetap terjaga di setiap kuartal.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjelaskan kebijakan libur panjang terbukti memberikan efek pengganda terhadap permintaan domestik. Dampaknya terasa di berbagai sektor seperti transportasi, pariwisata, makanan-minuman, hingga ritel.
“Libur panjang itu mendorong spending, konsumsi. Dampaknya besar sekali (ke perekonomian),” kata Susiwijono dalam forum Midyear Economic Challenges 2025 di Hotel Borobudur, Selasa (29/7).
Ia mengungkapkan, pemerintah sudah menyusun kalender libur sejak awal tahun untuk memanfaatkan momen-momen strategis seperti awal tahun, Ramadan dan Idul fitri, libur sekolah pertengahan tahun, hingga Natal dan Tahun Baru. Langkah ini bertujuan menjaga roda konsumsi masyarakat tetap berputar.
Tak hanya mengandalkan momentum libur, pemerintah juga menggelontorkan berbagai stimulus fiskal untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap di jalur target APBN 2025, yakni 5,2 persen.
Menurut Susiwijono, pada semester I 2025, sisi permintaan didorong dengan kebijakan seperti pemberian THR, gaji ke-13, bantuan sosial dan pangan, serta...